Fokus IsuKAMPANYEKebencanaanPerkebunanPertambanganPUBLIKASI

Selamat Hari Air Sedunia, Terjadi Banjir di Polewali Mandar

Tumbuhkan Harapan, Selamatkan Rimba Terakhir

Beberapa hari yang lalu tepatnya 21 Maret 2023 air dari hulu sungai Lantora tiba-tiba meluap dan mengepung sebagian areal perkampungan, khususnya pada wilayah kawasan bantaran sungai, Lantora, kecamatan Anreapi.

Itu terjadi saat hari semakin gelap, hujan yang terus-terusan selama 2 hari berturut-turut mengguyur Polewali Mandar bagian Hulu Kecamatan Anreapi. Ketika malam semakin larut, hujan rintik-rintik disusul dengan air sungai yang semakin terdengar berisik, hingga akhirnya meluap dan merendam pemukiman dengan cepatnya. Banyak warga tidak menduga akan terjadi secepat itu. Tiba-tiba saja pada halaman rumah warga sekitar, air semakin meninggi dan semakin deras, tak lama berselang ketinggian air sudah sedada orang dewasa.

Kata ibu Lily “Hujan berlangsung sekitar 2 hari secara berturut-turut, dan saya tidak menduga kalau banjir akan sebesar itu” ujarnya

Masyarakat sekitar lalu mempercepat langkah, berberes dan segera mengevakuasi diri ke tempat yang lebih aman.

Menurut ibu Lily warga Kunyi, selama ini kami belum melihat hal seperti ini “hujan yang terbilang tidak terlalu lama di dua hari itu, langsung membuat sungai kewalahan menampungnya, saya heran, saya barusan menyaksikan ini selama saya tinggal di kawasan ini” ucapnya.

Secara terpisah, Rizal dari Wahana Lingkungan Hidup Sulawesi Barat, menduga kejadian ini “banjir” di latar belakangi oleh polemik beberapa tahun yang lalu, ia mengatakan bahwa kondisi serta ekosistem kawasan hutan di bagian hulu kecamatan anreapi sudah tidak stabil akibat aktivitas pertambangan dan pengelolaan hutan secara serampangan “kawasan Anreapi itu merupakan, wilayah pertambangan, misalnya saja bekas tambang PT Isco yang bermasalah sejak awal itu, dari mulai perusahaan beroperasi dan hingga kini meninggalkan lokasi pertambangan dengan begitu saja tanpa tanggung jawab, ini merupakan rangkaian dari bencana awal yang tak berkesudahan, apalagi aktivitas tambang itu juga merusak kawasan hutan” tutur Rizal.

Isco adalah perusahaan tambang sebagian investasi dari China, yang mengeksplorasi biji besi di Desa Duampanua, Kecamatan Anreapi, Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar. Dalam perkembangannya, luas wilayah dikelola hingga mencapai 204,19 hektar, mencakup kawasan hutan lindung.

“Lagi-lagi menurut kacamata anatomi pembangunan pemerintah selalu ingin mempercepat laju pembangunan yang mengindahkan kelestarian lingkungan hidup. tahun 2013 lalu pemetaan potensi tambang juga pernah di lakukan dan menunjuk beberapa kawasan yang sangat potensial untuk di jadikan areal pertambangan untuk wilayah Kabupaten Polewali Mandar, diantaranya Kecamatan Tapango, sebesar 81.704.235 Ton Floanting Ore dan 415,36 Ton Primary Ore yang terdapat di Kecamatan Anreapi sebesar 328.528 ton floanting Ore serta di Kecamatan Binuang sebesar 6.044 ton. Ini baru kawasan Polewali Mandar belum termasuk daerah lainnya di Sulbar” kata Rizal.

Jadi dengan berpijak dengan fakta-fakta di atas, kamu dari Walhi Sulbar menduga bahwa memang keseimbangan ekosistem telah mulai massif di rusak, kawasan hutan yang merupakan rimba terakhir dari kehidupan ini, seharusnya tidak ganggu gugat, apalagi dikelola hanya sekedar untuk alasan pembangunan yang nyatanya malah merugikan masyarakat sekitar.

Rizal juga menambahkan bahwa “Mengingat cuaca kini hampir sulit untuk di prediksi akibat perubahan iklim yang tak menentu, ada baiknya kita semakin memperhatikan kondisi lingkungan kita, kawasan hutan rimba merupakan tumpuan terkahir kita, jika ia di rusak maka semakin besar pula resiko bencana yang akan datang” lirihnya.

Masih lekat di ingatan banjir kemarin menelan korban jiwa, yakni 2 anak pesantren di kabarkan meninggal dunia akibat terseret derasnya air dalam tragedi banjir itu.

Tentu kita semua tidak mengindahkan kejadian serupa terus-menerus terjadi “Jadi, kami dari Walhi Sulbar mengajak masyarakat dan seluruh elemen terkait untuk tetap menjaga kelestarian hutan dan lingkungan hidup. menyelamatkan hutan merupakan bagian dari menyelamatkan kehidupan generasi yang akan datang” tutup Rizal.

Narahubung :

WALHI SULBAR :  081340474081

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button